
Bersaksi Tentang Karya Agung Allah
10 May 2020Kisah Para Rasul 7:55-60, Mazmur 31: 1-5, 15-16, I Petrus 2 :2-10, Yohanes 14:1-14
Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
(Kisah Para Rasul 7:60)
Kematian Stefanus ini telah mengingatkan kita bahwa kuasa maut telah dikalahkan dan dipatahkan oleh Tuhan Yesus yang memberikan kepada kita kemenangan atas kuasa maut melalui kebangkitanNya dari antara orang mati. Maka Stefanuspun mati di dalam posisi berlutut sedang berdoa syafaat bagi orang lain. Di bawah Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib, Stefanus mungkin orang agung kedua yang posisi kematiannya sangat mulia. Kristus yang paling mulia dengan posisi kematian yang menjadi simbol pengampunan dari Allah sepanjang zaman, dan Stefanus mengikuti di belakang dengan posisi kematian sedang berdoa bagi orang-orang yang melemparkan batu kepada dia. Orang yang layak hidup akhirnya mati di tangan orang-orang yang tidak layak hidup. Tetapi orang yang layak hidup ini mati dengan berdoa bagi orang-orang yang seharusnya mati agar Tuhan mengampuni mereka. Nama Kristus dipermuliakan di dalam kematian martir yang agung ini, dan pengampunan Allah menjadi mahkota kemuliaan yang dinyatakan sebelum dia mati.
Melalui peristiwa ini kita umat Tuhan diingatkan sekaligus disadarkan agar mampu untuk menyaksikan iman yang bukan di mulut atau melalui kata-kata saja, tetapi memang benar-benar mampu disaksikan kepada semua orang tanpa takut dan gentar. Nyatakan kepada semua orang bahwa kita adalah Kristen bukan dari status namun dari sikap dan tindakan nyata. Apapun yang boleh terjadi dalam hidup ini, tetaplah berpegang pada iman kita dan nyatakanlah kepada semua orang bahwa kita memiliki iman yang benar. (Swt)
Sumber : sabda winedhar GKJ
Kategori : Renungan Harian | Tags : Minggu Paskah V | Bagikan :