
Jujur Dalam Berucap
06 June 2020Ayub 38:22-38; Mazmur 8; Matius 5:33-37
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”
(Matius 5:37)
Setiap pejabat pemerintah dilantik pasti ada “Upacara Pengambilan Sumpah Jabatan” yang disaksikan oleh pejabat lain dan juga pemuka agama. Jika yang dilantik orang Kristen, dia tidak mengucapkan sumpah namun janji. Sumpah atau janji tersebut harus disaksikan secara duniawi oleh pejabat pemerintahan dan secara rohani oleh pemika agama; supaya mengerti niatnya ketika nanti melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Semua yang dilakukan nantinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan manusia dan Tuhan Allah. oleh karena itu orang yang dilantik harus bijak dan berhati-hati ketika bekerja.
Namun pada kenyataannya kita sering menemukan para pejabat negara yang mengingkari sumpah atau janjinya. Sudah bersumpah dan berjanji akan jujur bekerja untuk kesejahteraan orang banyak, ternyata dia bekerja hanya untuk mencari keuntungan untuk diri sendiri. Oleh karena itu kita berkali-kali menemukan ada beberapa oknum pejabat negara yang mengenakan rompi oranye yang bertuliskan TAHANAN KPK.
Dalam bacaan Injil saat ini Tuhan Yesus menasihati agar manusia jangan sampai mengucapkan sumpah palsu. Kita diperintahkan supaya mengucapkan kata-kata yang jujur dan benar di hadapan sesama apalagi kepada Tuhan Allah. Tuhan Yesus menghendaki supaya para murid mengucapkan apa adanya di dalam kehidupan. Tuhan Yesus bersabda; "Jika ya hendaklah kalian katakan ya, jika tidak hendaklah kalian katakan tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat." Salah satu ciri manusia yang sudah dewasa dalam iman adalah selarasnya apa yang dilakukan dengan apa yang diucapkan. Oleh karena itu marilah kita berkata jujur, sesuai dengan kenyataan. I*GPY
sumber : sabda winedhar GKJ
Kategori : Renungan Harian | Tags : Minggu Pentakosta | Bagikan :